Siapa Yang Bisa Menjamin Dirinya?
Dari Abu Hurairah radhiyallahu’anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallambersabda, “Sesungguhnya seseorang benar-benar melakukan amalan penduduk surga dalam waktu yang sangat lama, namun kemudian akhir hidupnya ditutup dengan amalan penduduk neraka. Dan sesungguhnya seseorang benar-benar melakukan amalan penduduk neraka dalam waktu yang sangat lama, namun kemudian akhir hidupnya ditutup dengan amalan penduduk surga.” (HR. Muslim, lihat Syarh Muslim[8/246])
Dari Sahl bin Sa’ad as-Sa’idi radhiyallahu’anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallambersabda, “Sesungguhnya seseorang benar-benar melakukan amalan penduduk surga dalam pandangan manusia, namun sebenarnya dia adalah penduduk neraka. Dan sesungguhnya seseorang benar-benar melakukan amalan penduduk neraka dalam pandangan manusia, namun sebenarnya dia adalah penduduk surga.” (HR. Muslim, lihatSyarh Muslim [8/246])
Dari Abdullah bin Amr bin al-Ash radhiyallahu’anhuma, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Sesungguhnya hati anak keturunan Adam seluruhnya berada di antara dua jari di antara jari-jemari ar-Rahman, laksana hati yang satu, -sehingga dengan mudahnya- Allah palingkan hati itu sebagaimana yang dikehendaki-Nya.”Kemudian Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam berdoa, “Wahai Yang memalingkan hati, palingkanlah hati kami untuk berada di atas ketaatan kepada-Mu.” (HR. Muslim, lihat Syarh Muslim [8/250])
Tiga hadits yang agung ini mengandung pelajaran:
- Hendaknya merasa takut terhadap su’ul khotimah dan mengharapkan husnul khotimah
- Iman terhadap surga dan neraka
- Amalan yang telah sekian lama dilakukan tidak bisa menjamin seseorang bahwa dirinya pasti selamat, karena di akhir hidupnya belum tentu dia masih istiqomah
- Tidak boleh tertipu oleh banyaknya amalan yang pernah dilakukan
- Tidak boleh merasa aman dari makar Allah
- Tidak boleh berputus asa dari rahmat Allah
- Hendaknya menyeimbangkan antara khauf (takut) dan roja’ (harapan)
- Hendaknya menempuh sebab-sebab yang bisa menjadikan istiqomah
- Hendaknya menjaga keikhlasan dalam beramal
- Pentingnya memperhatikan dan menata amalan-amalan hati
- Peringatan dari bahaya riya’ dan kemunafikan
- Ikhlas merupakan sebab utama keselamatan
- Tidak boleh memvonis orang sebagai penduduk surga sehebat apapun amalannya, karena kita tidak tahu bagaimana keadaan akhir hidupnya, kecuali yang ada dalilnya secara jelas
- Tidak boleh memvonis orang sebagai penduduk neraka seburuk apapun amalannya, karena kita tidak tahu bagaimana keadaan akhir hidupnya, kecuali yang ada dalilnya secara jelas
- Nasib seseorang di akherat kelak ditentukan bagaimana keadaan akhir hidupnya di alam dunia ini, apakah dia meninggal di atas keimanan ataukah tidak?
- Penetapan bahwa Allah memiliki jari yang sesuai dengan keagungan dan kemuliaan-Nya, tidak seperti apa yang ada pada makhluk
- Penetapan bahwa hati manusia itu berada di bawah kekuasaan Allah
- Penetapan sifat kasih sayang pada diri Allah, Allah tidak berbuat semena-mena terhadap makhluk-Nya
- Hendaknya selalu memohon taufik kepada Allah agar hatinya berada di atas kebenaran
- Ketaatan kepada Allah merupakan sumber keselamatan
http://abumushlih.com/siapa-yang-bisa-menjamin-dirinya.html/
0 komentar:
Posting Komentar